Minggu, 12 April 2009

40 Ribu Siswa di NTT Drop Out karena Miskin

KUPANG - Lebih dari 40 ribu siswa Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Provinsi Nusa Tenggara Timur terpaksa drop out dari bangku sekolah akibat berbagai persoalan. Kesulitan ekonomi diduga menjadi penyebab utama tingginya siswa drop out.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Thobias Uly mengatakan, angka drop out siswa SD dan SMP dikhawatirkan terus bertambah seiring dengan krisis global yang terjadi saat ini.

Data sementara, hanya dua persen atau sekitar 10 ribu siswa yang terpaksa drop out pada tahun ajaran lalu. Sedangkan siswa SMP mencapai 30.000 lebih, ujarnya, Selasa (10/3/2009).

Sementara Kepala Sub Dinas Pendidikan Luar Sekolah NTT Marthen Diratome yang dihubungi terpisah mengatakan, kondisi pendidikan di NTT sampai sekarang tergolong rendah. Hal ini ditandai tingkat kelulusan nasional paling rendah pada 2008.

Menurutnya, faktor penyebab buruknya pendidikan yakni tenaga guru yang kurang, jarak rumah dengan sekolah yang jauh, fasilitas perpustakaan kurang, dorongan orang tua bagi siswa untuk ke sekolah yang rendah, serta kemampuan daerah untuk membiayai sekolah belum optimal.

Beberapa faktor ini berpengaruh besar terhadap program wajib belajar sembilan tahun sebagaimana yang dicanangkan pemerintah, kata Marthen.

Para siswa drop out, disarankan mengikuti program penyetaraan melalui Paket A untuk tingkat SD, Paket B untuk tingkat SMP dan Paket C untuk tingkat SMA. Tahun ini, pemerintah membantu sekira Rp100 miliar untuk program pendidikan luar sekolah, lanjutnya.

Menurutnya, di Kota Kupang, lebih dari 20 ribu anak terpaksa berhenti sekolah dan dipekerjakan sebagai buruh kasar, pendorong kereta di pasar, atau sebagai penjual koran. (teb)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar