Sabtu, 18 April 2009

Belajar Tak Mesti Sekolah

Maraknya pendidikan alternatif, termasuk homeschooling alias persekolahan di rumah, tak lepas dari gencarnya promosi tentang kesetaraan antara jalur pendidikan non formal, dan formal. Kecuali selebriti Dewi Hughes dan psikolog Seto Mulyadi, ada satu sosok lagi yang getol soal itu.

Dialah Ella Yulaelawati (49), ahli kurikulum yang kini menjabat Direktur Pendidikan Kesetaraan Depdiknas. Berbicara di depan anak-anak nelayan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Rabu (27/6), ibu dua anak ini meyakinkan bahwa pendidikan yang mengangkat harkat manusia tak mesti diperoleh melalui sekolah.

”Tokoh pendidikan nasional, Ki Hadjar Dewantara awalnya pun tidak bersekolah. Dia belajar dalam lingkungan keluarga yang sekarang lazim disebut homeschooling. Nyatanya, dia bisa lolos masuk sekolah formal Belanda. Jadi, melalui Paket A, B, dan C, anak-anak nelayan pun berpeluang jadi bupati bahkan presiden,” ujar peraih ”PhD” dari Universitas Universitas Queensland, Australia ini.

Ella mengungkapkan keharuannya atas antusiasme para tenaga kerja wanita asal Indonesia -- yang bekerja di Hongkong -- untuk memperbaiki nasib. Saat memantau ujian kesetaraan di Hongkong pekan lalu, ia menyaksikan ratusan pembantu rumah tangga asal Indonesia termotivasi ikut ujian Paket C agar bisa kuliah.

”Ini tak lepas dari kearifan majikan mereka di Hongkong yang meliburkan pembantu rumah tangga demi menimba ilmu. Bandingkan dengan situasi di Malaysia di mana PRT dikurung,” ujar Ella seraya mengingatkan kisah tragis Ceriyati yang mencoba loncat dari apartemen majikannya di Malaysia karena dikurung dan disiksa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar