Jumat, 27 Februari 2009

Kurang dari 10 Persen, Dosen yang Melakukan Penelitian

JAKARTA, RABU — Penelitian yang dilakukan dosen yang mengajar di perguruan tinggi negeri dan swasta masih rendah. Jumlah dosen yang tercatat meneliti belum mencapai 10 persen dari sekitar 150.000 dosen tetap di perguruan tinggi negeri dan swasta di seluruh Indonesia. 
 "Penelitian dosen kita masih rendah, masih lebih banyak dilakukan dosen di perguruan tinggi negeri. Baru sekitar 12.000 dosen yang terdata melakukan penelitian. Akibatnya, penerbitan jurnal ilmiah kita juga rendah," kata Fasli Jalal, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas dalam Rapat Kerja Komisi X bersama Menteri Riset dan Teknologi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas, serta Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian di Jakarta, Rabu (10/12).
Fasli menyebutkan, sejauh ini kontribusi Indonesia baru 0,8 artikel per satu juta penduduk. Angka tersebut jauh dibandingkan dengan India yang berjumlah penduduk 1,1 miliar, kontribusinya mencapai 12 artikel per satu juta penduduk.
Menurut Fasli, dosen di perguruan tinggi swasta sangat minim terlibat dalam penelitian. Selain itu, perguruan tinggi swasta juga umumnya hanya berorientasi sebagai perguruan tinggi pengajaran atau teaching university, belum ke arah perguruan tinggi penelitian (research university).
 "Untuk meningkatkan penelitian di kalangan dosen, pada program penelitian dosen muda akan lebih banyak diberikan kepada dosen di perguruan tinggi swasta. Dana penelitian yang dikucurkan langsung ke perguruan tinggi dan Kopertis pada 2009 nanti cukup besar, mencapai Rp 400 miliar," jelas Fasli.
 Anggaran penelitian di perguruan tinggi pada 2009 mencapai Rp 1,2 triliun. Berbagai dana hibah atau block grant untuk penelitian di perguruan tinggi diperbanyak. Penelitian yang di perguruan tinggi disinergikan dengan agenda riset nasional serta kondisi dan tantangan yang dihadapi bangsa saat ini.
Sementara itu, Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman mengatakan, pengembangan riset dan teknologi difokuskan pada ketahanan pangan, energi baru dan terbarukan, teknologi informasi dan komunikasi, transportasi, pertahanan dan keamanan, serta kesehatan dan obat.
"Riset yang dilakukan bisa dikatakan ada hasil yang baik. Namun, para peneliti kita juga masih ditantang untuk terus memaksimalkan penelitian sesuai agenda riset nasional," ujar Kusmayanto.
Gatot Irianto, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian, mengatakan, Departemen Pertanian selama ini melakukan sinergi dengan perguruan tinggi dan Kementerian Riset dan Teknologi untuk penelitian pertanian. Kemitraan dengan perguruan tinggi, misalnya, dialokasikan sekitar Rp 30 miliar.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar