YOGYAKARTA, MINGGU — Persyaratan calon siswa sekolah dasar (SD) harus bisa
membaca dan menulis merupakan kebijakan yang salah dan syarat ini tidak boleh
diberlakukan.
"Itu kebijakan yang salah dan persyaratan tersebut menunjukkan bahwa
penyelenggara pendidikan tidak mau repot, maunya terima jadi," kata pemerhati
pendidikan di Yogyakarta, Dr Rochmat Wahab, Minggu (19/10).
Menurutnya, dengan persyaratan atau kebijakan seperti itu menjadi bukti,
penyelenggara pendidikan memiliki kepentingan sendiri. Tes yang seharusnya
dilakukan penyelenggara pendidikan dasar untuk menyeleksi calon siswa adalah tes
kesiapan mengikuti pendidikan, bukan tes kemampuan membaca dan menulis.
Rochmat yang penjabat Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini mengatakan,
bentuk kesiapan belajar seorang anak dapat diketahui dari kemampuan yang mereka
miliki, seperti dari menggambar atau berbicara, tidak harus dari kemampuan
membaca dan menulis.
Anak yang sudah siap belajar atau mengikuti pendidikan memiliki kemampuan yang
lebih baik daripada yang belum, misalnya dari tarikan garis saat menggambar atau
dari jawaban-jawaban yang mereka berikan saat diajak berbicara. "Membaca, tidak
hanya diterjemahkan dalam membaca huruf-huruf, tetapi juga simbol-simbol atau
kode yang ada di lingkungan sekitar mereka," katanya.
Ia mencontohkan, anak yang sudah siap mengikuti pendidikan mampu membedakan
siang atau malam hanya dari gambar yang mengilustrasikan kedua kondisi itu,
bukan dari susunan huruf yang membentuk kata "siang" ataupun "malam".
Ada dampak buruk yang akan dialami anak yang mendapat paksaan agar bisa membaca
dan menulis saat mereka belum siap. "Bisa saja pada saat SD kelas I atau II
mereka sangat pandai, tetapi mengalami kondisi yang berkebalikan saat memasuki
SMP," katanya.
Dalam pendidikan anak usia dini, pengembangan yang perlu ditekankan adalah
kemampuan motorik, berbicara, dan berkomunikasi, termasuk cara untuk
mengekspresikan diri sehingga memacu sisi kreativitas.
bnj
Sumber : Antara
Jumat, 27 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar