Jumat, 27 Februari 2009

UN SMA Dimulai

JAKARTA, SELASA - Sebanyak dua juta lebih siswa SMA/SMK/MA/SMA LB di seluruh Indonesia mulai menjalani ujian nasional atau UN, Selasa (22/4). Di tengah suasana yang menegangkan karena hasil UN akan dipakai sebagai salah satu pertimbangan kelulusan, para siswa berusaha keras untuk menyelesaikan ujian Bahasa Indonesia dan Matematika di hari pertama ini.
Pantauan Kompas di sejumlah sekolah di Jakarta, pelaksanaan UN hari pertama terlihat lancar. Pendistribusian soal-soal ujian ke sekolah berlangsung baik sehingga siswa melaksanakan ujian sesuai jadwal.
Kepala Sekolah SMAN 54 Jakarta, Mugni Hadi, mengatakan sampai saat ini pelaksanaan UN berjalan dengan lancar. Pelaksanaan UN di sekolah dipantau oleh tim independen dari Universitas Negeri Jakarta.
"Di setiap sekolah ada satu pemantau independen. Mereka ini melihat pelaksanaan UN. Jika ada hal-hal yang tidak beres, mereka membantu untuk melaporkan secara obyektif," kata Mugni.
Maman Suwarman, Kepala Sekolah SMAN 66 Jakarta, mengatakan semua siswa kelas tiga hari ini masuk untuk mengikuti UN. Di sekolah inklusi ini, yang menerima anak berkebutuhan khusus, ada dua anak tunarungu dan dua anak tunanetra. "Anak-anak sudah dipersiapkan dengan baik. Mudah-mudahan mereka bisa tenang mengerjakan soal," kata Maman.
Naskah soal UN disimpan di sekretariat rayon. Soal didistribusikan ke sekolah dengan pengawasan yang ketat pada hari pelaksanaan UN. Kepala sekolah yang tergabung di suatu rayon datang ke sekretariat rayon untuk mengambil soal.
Pada hari pertama, seperti terpantau di SMAN 70 Jakarta, segel ruangan penyimpan naskah soal UN untuk 32 SMA di wilayah Jakarta Selatan, dibuka pukul 05.00. Pembukaan segel disaksikan tim pemantau independen yang ditugaskan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dari unsur perguruan tinggi di suatu wilayah.
Djaali, anggota BSNP, mengatakan sampai saat ini di posko pengaduan BSNP belum ada laporan mengenai kekurangan soal atau kebocoran soal. "Semuanya masih lancar, mudah-mudahan begitu seterusnya" kata Djaali.
BSNP dan Depdiknas sudah mengantisipasi jika terjadi kebocoran soal. Dengan adanya sistem barcode atau kode-kode di setiap lembar soal, akan mudah terpantau. Kebocoran di suatu wilayah juga mudah diblokir.
"Soal di antara satu provinsi dengan yang lain beda. Jadi kebocoran di suatu tempat tidak berarti bocor di seluruh Indonesia," kata Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Depdiknas Burhanuddin Tolla.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar