Minggu, 24 Mei 2009

25 Tahun Menjaring Mahasiswa Berprestasi

JAKARTA, KOMPAS.com — Tahun ini, genap 25 tahun sudah 'Djarum Bakti Pendidikan' bergulir sebagai program corporate social responsibilities (CSR) bidang pendidikan yang berkesinambungan. Program tersebut lahir saat kondisi generasi muda Indonesia pada dasawarsa 80-an masih belum banyak tersentuh oleh pendidikan tinggi yang memadai.
Pada periode tersebut, kuliah masih merupakan sesuatu yang mahal dan hanya impian bagi sebagian orang. Berdasarkan statistik, angka kelulusan program sarjana S-1 di Indonesia pada tahun 1991 hanya mencapai jumlah dua persen.
Angka tersebut tentu sangat timpang dibandingkan jumlah siswa yang masuk sekolah dasar. Angkanya mencapai 100 persen.

Menurut kumpulan catatan dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun tersebut, jika anak usia sekolah pada 1973 dianalogikan 100 persen seluruhnya masuk pendidikan dasar, maka pada 1985, saat usia mereka memasuki rentang pendidikan tinggi, hanya tersisa 10 persen dari populasi yang masuk pendidikan dasar pada tahun 1973 tersebut. Mirisnya, dari angka 10 persen itu hanya 2,4 persen dari total populasi yang benar-benar mampu menyelesaikan pendidikan.

Berangkat dari keprihatinan itulah, pada 1984 PT Djarum melahirkan program 'Djarum Bakti Pendidikan'. Program yang terfokus pada banyaknya mahasiswa berprestasi, yang terpaksa cuti kuliah atau bahkan berhenti karena ketiadaan biaya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, PT Djarum lalu bekerja sama langsung dengan pihak perguruan tinggi negeri (PTN) atau perguruan tinggi swasta (PTS) di seluruh Indonesia. Hingga tahun 2009 program tersebut masih bergulir, tercatat jumlah penerima beasiswa yang dikenal dengan istilah 'Beswan Djarum' ini telah mencapai 5.886 orang yang tersebar di 71 universitas di lebih dari 20 provinsi.

Come Join Us!
Bukan hanya beasiswa berupa uang saku, program 'Djarum Bakti Pendidikan' juga berupa pelatihan soft skills dan pengembangan karakter. "Kami tidak semata memberikan sejumlah uang sebagai tanda pemberian beasiswa dan sesudah itu selesai, bukan begitu. Kami ingin mencetak mereka sebagai pribadi yang tangguh dan membanggakan Indonesia," tandas Renitasari, Manajer Komunikasi Perusahan PT Djarum, Kamis (7/5).

Untuk itulah, menurut Renita, program ini disiapkan bagi para mahasiswa dalam berbagai bentuk aktivitas yang berkelanjutan. Penerima beasiswa akan mengikuti serangkaian pelatihan bersifat nonakademis, seperti soft skills dan manajemen pengembangan karakter, baik itu team work maupun skill individu, seperti kemampuan kepemimpinan dan wirausaha.

"Dalam setahun mereka akan mengikuti empat sampai lima pelatihan, baik itu materi kelas atau luar ruang seperti outbond dan praktik," terang Renita. "Dan berdasarkan pengamatan kami selama bertahun-tahun, justeru pelatihan-pelatihan itulah yang ternyata menjadi daya tarik program ini di mata para mahasiswa," tambahnya.

Tahun ini, menyambut 25 tahun bergulirnya 'Djarum Bakti Pendidikan', program CSR tersebut dirancang dengan tema Come Join Us! "Dan mulai tahun ini kami tidak lagi hanya ingin diketahui secara eksklusif di kalangan sivitas akademika universitas melainkan juga masyarakat luas di luar kampus," harap Renita.
Pada tahun ajaran 2008-2009, 'Djarum Bakti Pendidikan' memberikan beasiswa kepada 441 mahasiswa sarjana S-1 dari 3.178 pendaftar. Sementara untuk tahun ajaran 2009-2010 kali ini, program tersebut akan menyeleksi sebanyak 450 mahasiswa. "Tetapi sasaran yang akan kami seleksi hanya para mahasiswa semester IV dari universitas-universitas yang telah menjalin kerja sama dengan kami," kata Renita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar