Minggu, 24 Mei 2009

Puluhan Pelajar Papua Terinfeksi HIV

TIMIKA, SELASA - Sebanyak 38 orang pelajar SLTP dan SLTA di Timika, Papua dinyatakan positif tertular virus HIV.

Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Mimika, Reinold Ubra di Timika, mengatakan, semakin tingginya angka penularan kasus HIV/AIDS pada generasi muda usia produktif terutama pelajar menimbulkan keprihatinan dan kekhawatiran bagi pemerintah daerah setempat.

"Pemerintah Daerah sangat prihatin dengan terus meningkatnya angka penularan kasus HIV/AIDS di kalangan generasi muda terutama pelajar. Jika kondisi ini tidak segera diatasi dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi generasi muda dan masa depan daerah," tutur Ubra.

Menurut dia, temuan kasus HIV positif pada sejumlah pelajar di Timika diketahui dari hasil pemeriksaan darah secara sukarela yang dilakukan pada sejumlah klinik Voluntary Conseling and Testing (VCT) di Timika.

Berdasarkan data terbaru yang dikeluarkan KPAD Mimika, jumlah kasus HIV/AIDS di wilayah ini hingga akhir Desember 2008 lalu mencapai 1.793 kasus atau bertambah 48 kasus baru dari periode September 2008.

Tiga dari 48 kasus HIV baru tersebut menimpa pelajar SMA dan seorang lagi diantaranya merupakan anak-anak yang baru berusia dua tahun. Temuan kasus HIV pada anak tersebut diduga kuat ditularkan dari sang ibu.

Selain meningkatnya kasus HIV positif pada pelajar, Reinold juga membeberkan data tingginya penyebaran kasus Inveksi Menular Seksual (IMS) terutama penyakit sipilis pada generasi muda di Timika.

Dari hasil observasi yang dilakukan KPAD Mimika, kasus sipilis banyak ditemukan pada pelajar SLTP hampir di semua kampung di wilayah Distrik Mimika Tengah, Mimika Barat, Mimika Barat Tengah dan Mimika Barat Jauh, yang jaraknya jauh dari kota Timika, ibukota Kabupaten Mimika.

"Hal ini menjadi pertanyaan kami mengapa anak-anak SLTP di kampung-kampung yang jauh dari pusat kota itu tertular penyakit itu, sudah pasti kasus ini ditularkan melalui perantaraan orang ketiga," ungkap Ubra.

Menyikapi kondisi tersebut, KPAD Mimika mendorong Pemerintah Kabupaten Mimika melalui Dinas Pendidikan dan Pengajaran (P dan P) mulai tahun ajaran baru mendatang agar menerapkan kurikulum pendidikan kesehatan reproduksi menjadi muatan lokal pada sekolah-sekolah (SLTP dan SLTA) di wilayah Mimika.

Kurikulum pendidikan kesehatan reproduksi sangat mendesak untuk segera diimplementasikan mengingat anak-anak usia sekolah lanjutan memasuki masa akil balik sudah mulai mempelajari bahkan ada yang sudah mempraktekan hubungan biologis dengan lawan jenisnya tanpa mengetahui efek samping dari aktivitas haram yang hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami istri sah tersebut.

Selain itu, kata Ubra, orang yang sudah terinfeksi penyakit sipilis memiliki resiko yang lebih besar tertular HIV/AIDS lima hingga 10 kali dibanding dengan orang yang belum tertular.

KPAD Mimika juga merencanakan untuk melakukan pemeriksaan darah secara sukarela kepada masyarakat Mimika hingga ke pelosok-pelosok wilayah pedalaman dan wilayah pesisir setempat. Dalam tahun ini, KPAD Mimika menargetkan akan melakukan pemeriksaan darah terhadap 8.000 warga Mimika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar