Minggu, 24 Mei 2009

Pemkab Lamongan Turunkan Lima Guru Kunjung ke Daerah Terpencil

LAMONGAN, KAMIS — Pemerintah Kabupaten Lamongan menurunkan lima guru kunjung untuk Sekolah Dasar terpencil guna meningkatkan dan mengakomodasi perkembangan dunia pendidikan. Para guru pendidikan anak usia dini dan taman kanak-kanak diberi uang transportas i sebesar Rp 50.000 per bulan, dalam rangka meningkatkan potensi anak usia dini.
Pada rapat paripurna rencana kerja 2009 di DPRD Lamongan, Bupati Lamongan, Masfuk, Kamis (20/11) menjelaskan program guru kunjung ke daerah terpencil ini telah berlangsung sejak 2008 di Kecamatan Bluluk, Sukorame dan Ngimbang. Pada tahun 2009 program guru kunjung akan dilaksanakan pula di Kecamatan Laren dan Kembangbahu.
Program lima guru kunjung telah dilaksanakan di SD Negeri Talenrejo 1, SD Negeri Talenrejo 2 dan SD Negeri Talenrejo 3 Kecamatan Bluluk dengan mendatangkan guru kunjung dari SD Negeri Bluluk. Program guru kunjung di Kecamatan Sukorame dilaksanakan di SD N egeri Sewur 2, SD Negeri Pungle yang mendatangkan guru kunjung dari SD Negeri Sukorame 1. Adapun di Kecamatan Ngimbang dilaksanakan di SD Negeri Girik 1, SD Negeri Lawangrejo 2 dan SD Negeri Ngimbang 2 dengan mendatangkan guru dari SD Negeri Ngimbang 1.
Persyaratan menjadi guru kunjung berpendidikan Sarjana, mengajar selama 10 tahun, dan berpengalaman sebagai pemandu mata pelajaran. Selain itu yang bersangkutan harus memiliki ketrampilan khusus dan pernah mengikuti pendidikan pelatihan sesuai bidang tugasnya. "Yang penting bersedia ditugaskan menjadi guru kunjung minimal setahun," kata Masfuk.
Bagi yang belum sarjana akan diikutkan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya lebih dulu. Guru kunjung daerah terpencil mendapatkan fasilitas dana operasional dan pinjaman kendaraan dinas serta diikutkan program sertifikasi keguruan. Tugas guru huni dan guru di daerah terpencil adalah tetap mengajar sebagaimana tugas pokok guru kelas. "Guru kunjung berperan membantu memberikan materi pelajaran tertentu dalam proses pembelajaran mata pelajaran yang tidak diberikan secara maksimal," paparnya.
Dengan program guru kunjung, APBD Kabupaten Lamongan membiayai pembinaan teknis bagi guru kunjung, biya operasional guru kunjung, pengadaan kendaraan bermotor lima kecamatan, belanja perlengkapan/ peralatan olah raga dan ketrampilan 13 SD terpencil. Peme rintah Provinsi Jawa Timur sejak tahun 2005 sudah menghentikan bantuan dan subsidinya program ini. "Pemkab Lamongan mengalokasikan anggaran APBD untuk mendukung dunia pendidikan guna mendukung pengembangan sumber daya manusia," tutur Masfuk.
Sebagai rintisan Sekolah Berstandara Internasional (SBI) SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Lamongan telah sesuai dengan surat dari Dirjen Managemen Dasar Pendidikan nomor 230/C3/Kep/2008. Pemkab Lamongan tahun ini sharing dengan Pemprov Jatim dengan memberik an dana sebesar Rp 200 juta untuk merealisasikan program SBI tersebut. Kurikulum yang digunakan bilingual yakni menerapkan bahasa asing Bahasa Inggris, Bahasa Arab dan Bahasa Mandarin. Target sekolah SBI minimal kepala sekolah mampu berbahasa Inggris denga n TOEFL 500, guru (450), dan karyawan (400).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar